Sayangi Perut, Pilih Sumber Karbohidrat yang Tepat Saat Puasa

 Perjuangan masih panjang, sebab bulan Ramadhan baru dimulai. Menjaga asupan makanan amat penting agar ibadah puasa dapat dilalui dengan lancar. Salah satu cara menyiasatinya adalah dengan memilih karbohidrat yang tepat saat berbuka dan makan sahur.

Godaan makanan enak seringkali tak muncul ketika siang hari, melainkan ketika berbuka. Ketika sahur, godaannya adalah makan seadanya lantaran mengantuk. Makanan apapun pada dasarnya boleh disantap, hanya saja perhatikan jenis karbohidratnya.

Jenis karbohidrat tertentu dicerna lebih lama, sehingga akan memberi efek kenyang lebih lama. Karbohidrat jenis ini lebih tepat dikonsumsi saat sahur. Sedangkan saat berbuka, ada baiknya pilih karbohidrat yang cepat diserap tubuh untuk menaikkan kadar gula di dalam tubuh yang rendah karena puasa.

“Karbohidrat yang bisa dicerna lebih lama adalah karbohidrat kompleks, yaitu yang mengandung serat. Misalnya nasi merah, roti gandum, mie, dan pasta. Semua ini boleh dimakan saat sahur,” kata Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, pakar nutrisi dan dosen pengajar jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Jakarta II 

Sebaliknya, Rita menjelaskan bahwa yang sebaiknya dihindari saat sahur adalah karbohidrat sederhana seperti makanan manis atau kue dengan bahan dasar gula dan sirup. Sebab, makanan seperti ini memiliki indeks glikemik (IG) yang tinggi. Akibatnya saat masuk ke dalam lambung akan cepat diolahnya, tapi cepat lapar lagi.

Saat sahur, sebaiknya yang perlu diperbanyak adalah lemak dan protein, sementara makanan dengan gula dikurangi. Sebab lemak dan protein bisa memberi rasa kenyang lebih lama. Sementara saat berbuka justru kebalikannya, lemak dan protein dikurangi, tapi makanan manis sedikit diperbanyak.

“Karbohidrat lembut seperti bubur atau ketupat tidak masalah kalau mau dihidangkan untuk berbuka puasa,” terang Rita yang merupakan lulusan magister jurusan Gizi Klinik di Universitas Gadjah Mada ini.

Saat berbuka, ada baiknya menyeruput teh manis, tapi jangan sembrono memasukkan gula. Komposisi idealnya, setiap 200 cc air menggunakan maksimal 1 sendok makan gula pasir. Jika gula pasirnya berlebihan, makan indeks glikemiknya akan menjadi tinggi dan bisa menimbulkan lonjakan gula darah yang tak sehat. Hal ini juga diamini oleh dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, konsultan saluran pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Teh manis, kurma, kolak (untuk berbuka). Betul, butuh makanan yang cepat diserap saat buka. setelah itu, tunggu setengah jam baru makan yang normal,” ujarnya singkat.

0 komentar:

Posting Komentar