Ingin Ajarkan Anak Puasa? Perhatikan Hal Ini Agar Tetap Sehat


Seringkali orang tua ingin mengajarkan anaknya berpuasa sejak dini, khusunya di usia sekolah. Secara kesehatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pertumbuhan anak lantas tidak menjadi bermasalah.


"Saya sebenarnya tidak menyarankan anak diajarkan berpuasa sejak dini, apalagi jika dipaksakan puasa penuh sampai maghrib," tutur Dr. Tirta Prawita Sari, MSc, SpGK, spesialis gizi, saat ditemui detikHealth dalam acara buka puasa bersama di Kantor Ikatan Dokter Indonesia, Jl G.S.S.Y Ratulangi, Jakarta, dan ditulis pada Sabtu (13/7/2013).



Menurut Dr Tirta, agama pun juga belum menganjurkan anak untuk berpuasa. Sedangkan jika dilihat dari sisi kesehatan, anak yang belum akil baliq itu perkembangan organ hatinya belum sempurna. Padahal organ hati memegang peranan penting saat berpuasa, karena ia berfungsi untuk menyimpan banyak cadangan energi.



Jika dengan kondisi hati yang belum berkembang sempurna ini anak tetap dipaksakan puasa, dalam 4 jam cadangan energinya dipastikan habis.



"Saat puasa, setelah 4 jam anak tidak punya cadangan energi. Orang dewasa bisa ambil cadangan energi dari hati, cadangan lemak, anak-anak tidak punya itu. Maka saya tidak menganjurkan anak-anak untuk berpuasa dulu," ujar Dr Tirta yang kini aktif sebagai Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi.



Menurutnya, kalaupun orang tua masih tetap mau mengajarkan anak untuk berpuasa, ia tidak anjurkan dilakukan pada anak usia balita. Usia yang dirasakan sudah mulai mampu untuk belajar misalnya jika sudah mencapai 8-9 tahun.



"Untuk anak yang berusia di bawah itu, jika saat puasa mereka mengeluh lemas berarti cadangan energinya sudah habis. Langsung disegerakan berbuka saja. Jangan lantas ditunda-tunda," paparnya.

0 komentar:

Posting Komentar