Berhijab itu menutup aurat bukan membalut aurat

" Nggak berjilbab nggak papa, yang penting hatinya baik, daripada berjilbab tapi sering buat dosa?"
Mungkin sering kita mendengar kalimat itu diucapkan oleh saudari kita, tapi cobalah simak terjemaah dari ayat al Qur'an berilut :
”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab (33): 59]
” Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” [QS.AnNur(24) : 31]

Dari kedua terjemah surat diatas, terlihat jelas sudah tentang kewajiban berjilbab bagi umat islam ( wanita khusunya ). Jika kita lihat saat ini, sudah banyak wanita muslimah yang sudah memulai mngenakan hijab ( jilbab ), didalam aktifitas kesehariannya. Tentu saja kita sangat berharap jika hal ini adalah salah satu titik awal membaiknya nilai moral dan kehidupan beragama bangsa indonesia atau umat muslim diseluruh dunia pada umumnya. Namun sangat disayangkan dengan semakin banyaknya muslimah yang mengenakan jilbab, makna dari berjilbab seperti pudar, yang ada hanya berjilbab sebagai  trend, apalagi dengan berbagai model jilbab yang saat ini beredar dipasaran, dengan bahan yang tipis ( tembus pandang ), model jilbab yang ketat ( hanya menutupi kepala, seperti topi), dan masih banyak lagi yang lainnya. Sungguh sangat miris juga ketika kita melihat saudari kita yang mengenakan jilbab, tapi mereka mengenakan pakaian yang ketat, jeans ketat, legging, t-shirt yang membentuk lekuk tubuh, Astaghfirllohal adzim...



Jika perintah berjilbab itu turun dari Allah swt, tentu mentaatinya akan berbuah pahala. Akan tetapi, sebagai muslimah kita harus waspada. Sebab, jilbab tak selalu mendatangkan pahala dan keridhoan Allah. Tapi justru sebaliknya, dengan jilbab kita dapat terjerumus ke lubang dosa.

Banyak di antara kita yang merasa dirinya telah menutup aurat dengan mengenakan jilbab. Ada yang pergi ke sekolah dengan rok dan atasan serta kerudung yang dililit di leher. Ada juga yang pergi ke kampus dengan celana jeans dan kaos ketat serta kerudung yang lagi-lagi dibuat mencekik leher. Tak mau kalah para muslimah karier yang pergi ke kantor dengan jilbab gaul ditambah semprotan parfum yang luar biasa wanginya. Dengan itu, semua merasa telah menutup aurat. Semua juga telah merasa mengenakan jilbab
Tapi benarkah yang demikian yang dituntut oleh syariat agar diterapkan? Atau justru yang demikian itulah yang dapat menambah deretan panjang dosa-dosa kita?

Para muslimah, mari kita waspada. Inilah hal-hal yang dapat menjadikan jilbab kita sebagai ajang meraup dosa:

1. Jilbab Dengan Bahan Tipis dan Transparan
Mengenakan jilbab dengan bahan yang tipis memang terlihat modis. Ya, rata-rata bahan pakaian yang tipis akan menjadi model busana yang ‘jatuh’ menjuntai. Belum lagi jika kita tinggal di daerah yang notabene berhawa panas. Jilbab dengan bahan tipis menjadi pilihan yang nyaman dipakai. Tapi sadarkah para muslimah, jilbab dengan bahan tipis dan transparan ini adalah kriteria jilbab yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Untuk kategori pakaian yang seperti ini, Rasulullah menyebutnya dengan istilah “Berpakaian tapi telanjang” sebagaimana sabda beliau:

“Dua golongan ahli neraka yang tidak pernah aku lihat: seorang yang membawa cemeti seperti ekor sapi yang dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepalanya bagaikan punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya, sekalipun ia bisa didapatkan dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Ini dia contohnya:

2. Jilbab Ketat / Jilbab Lemper
Turunnya ayat yang mewajibkan muslimah berjilbab di antaranya adalah agar lekukan-lekukan tubuhnya dapat tertutup sempurna sehingga ia terbebas dari fitnah. Akan tetapi, hal ini tidak mungkin terwujud jika muslimah bermaksud menutupi auratnya dengan pakaian yang ketat. Meski terkadang pakaian seperti ini menutupi warna kulit, namun tetap saja pakaian ketat dapat menampakkan seluruh lekuk tubuh atau sebagiannya.

Ini dia contohnya:

3. Jilbab Berparfum
Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasanya ia berkta Rasulullah bersabda :

“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (HR. An-Nasai II:38, Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi menyatakan Hasan Shahih)

Perlu diketahui, di dunia barat sekuler, salah satu “fungsi” parfum adalah sebagai alat seducing man (menggoda laki-laki). Begitulah mudharat parfum yang dipakai oleh perempuan (ketika keluar rumah).

4. Jilbab Yang Menyerupai Pakaian Lelaki
Tidak asing dalam keseharian kita dapati muslimah yang merasa diri telah menutup aurat dengan celana jeans yang ketat, dipadu kemeja atau kaos lengan panjang, dan kerudung yang sekedar menutup kepala tanpa menjuntai hingga dada sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an surat An Nuur ayat 31. Sedangkan hingga belahan dunia mana pun terlebih di Indonesia, kita mendapati bahwa celana dan kemeja adalah pakaian kaum lelaki.

Oleh karena itu, jika kita dapati muslimah dengan paduan busana yang demikian, maka sebenarnyalah ia sedang tampil menyerupai kaum laki-laki. Sedangkan Abu Hurairah berkata: “Rasulullah saw melaknat lelaki yang memakai pakaian yang menyerupai pakaian wanita, dan melaknat wanita yang memakai pakaian yang menyerupai pakaian lelaki.”

Ini dia contohnya:

5. Jilbab Yang Menyerupai Wanita-wanita Kafir
Semakin pesatnya perkembangan mode --beberapa mengklaim sebagai mode busana muslimah-- menuntut kewaspadaan kaum muslimah. Pemahaman yang benar tentang jilbab yang memenuhi kaidah yang ditetapkan oleh hukum syara mutlak dimiliki oleh setiap muslimah. Jika tidak, alih-alih ingin mengenakan jilbab, ternyata pakaian yang kita kenakan justru menyerupai pakaian wanita-wanita kafir. Na’udzubillah. Sedangkan Abdullah bin Amru bin Ash berkata:

“Rasulullah melihat saya mengenakan dua buah kain yang dicelup dengan warna ushfur, maka beliau bersabda: Sungguh ini merupakan pakaian orang-orang kafir maka jangan memakainya.” (HR. Muslim 6/144, Hadits Shahih)

Ini dia contohnya:

Jelas bukan, jilbab seperti apa yang dapat menjerumuskan muslimah dalam dosa. Selain pemahaman yang benar akan ketentuan berjilbab yang sesuai dengan hukum syariat, tentunya penting bagi muslimah untuk terus berada dalam lingkaran saudara-saudara seiman yang tak lelah mengkaji dan mengaplikasikan ilmu-ilmu Allah.

 Ingatlah, berjilbab bukan hanya membalut aurat, tapi berjilbab adalah untuk menutup aurot...

0 komentar:

Posting Komentar